Datanglah siang hari ke Waroeng Semawis Semarang, maka yang
akan terlihat hanyalah deretan ruko bangunan tua yang masih berpenghuni dan segala
kesibukan warganya dalam berdagang. Bahkan malam hari, disini juga sibuk dengan
interaksi antara penjual dan pembeli, yaitu perdagangan.
Waroeng Semawis ramai setiap hari dari pagi hingga sore.
Furniture, dekorasi rumah, obat herbal, kain, bahan kue, dan lain lain,
semuanya ada disini. Namun saat weekend tiba, tempat ini disulap menjadi surga
kuliner dan akses jalan ditutup total hanya boleh dilewati oleh pejalan kaki. Segala
masakan khas Tionghoa ataupun Jawa akan menghiasi seluruh pinggir jalan di area
ini.
Terletak di Gang Warung (Semarang Tengah), Kuliner Waroeng
Semawis hanya ada pada hari Jumat-Minggu, dari jam 18.00 WIB hingga 24.00 WIB.
Biasanya sekitar pukul 19.00-20.00 WIB merupakan puncak kepadatan pengunjung
dalam berburu kuliner lezat disini. Menjelang pukul 21.00, jumlah pengunjung
semakin menurun seiring dengan tutupnya beberapa stand karena telah habisnya
produk makanan mereka.
Nuansa Oriental
Waroeng Semawis ini sebenarnya banyak dihuni oleh etnis
Tionghoa. Tempat ini juga terkenal dengan sebutan Pecinan Semarang. Jadi jangan
heran bila akan mudah menjumpai lampion, hio, atau klenteng di tempat ini.
Tiket masuk
Tidak dikenakan tiket masuk untuk berada di Waroeng Semawis
ini. Pengunjung hanya akan dikenakan tarif parkir tergantung kendaraan yang
digunakan. Memang, area parkirnya tidak seluas lapangan sepakbola. Namun yakinlah,
petugas parkir bisa mengatur segalanya sehingga bisa menampung banyak
kendaraan.
Publik transport
Sayangnya tempat ini tidak dilewati oleh angkutan umum. Diperlukan kendaraan pribadi untuk bisa sampai ke Waroeng Semawis ini. Jarak mall Paragon dan Jalan Pemuda Semarang hanya sekitar 1km atau 15 menit dengan berjalan kaki.
Kanan dan kiri,
semuanya menggoda
Bayangkan kamu akan melintasi gang sepanjang 350 meter yang
dihiasi puluhan stand makanan di sisi kanan dan kiri jalan. Mereka semua berlomba
untuk menawarkan yang terbaik bagi pengunjung. Kepulan asap bebakaran sesekali
melintas di hidung saat pengunjung sedang sibuk memilih makanan. Pilihan makanan
sangat banyak dari makanan khas Tionghoa, Semarang, luar daerah, bahkan luar
negeri. Beberapa diantaranya adalah : lunpia, moachi, es conglik, wedang ronde,
pisang plenet, serabi, bakmi jowo, sate babi, ayam betutu, hotteok, dan masih
banyak lagi. Semuanya menggoda dan harganya tergolong terjangkau !
Tidak semua makanan disini halal. Pengunjung diharapkan
lebih jeli memilih makanan antara yang halal atau bukan. Biasanya di stand
sudah tertera mana penjual pork mana bukan. Namun bila ada keraguan, disarankan
untuk tanya terlebih dahulu ke penjual.
Ketersediaan kursi
Sebenarnya, jumlah kursi yang tersedia di area Waroeng
Semawis ini sangatlah banyak. Bahkan saking banyaknya, terkadang pengunjung
harus berdesakan sedikit karena harus berbagi lahan dengan ribuan kaki kursi
yang juga berada di tempat yang sama. Namun karena jumlah pengunjung yang terus
meningkat, kita harus bersabar untuk dapat menemukan kursi kosong.
Apakah hanya kuliner
?
Tidak, disini tidak hanya menawarkan kuliner. Kamu bisa membeli ornamen khas Tionghoa di
sini. Banyak penjual cheongsam (baju Tionghoa), lampion kecil, gantungan kunci,
selimut, batik, dan masih banyak lagi. Disini juga pengunjung bisa menyanyi
bersama warga Tionghoa lainnya (tentunya dalam lagu Tionghoa) dan bisa
merasakan keseruan serta kehangatan menyatu dengan penduduk lokal. Ada lagi
yang menarik, di ujung gang sana akan dijumpai beberapa klenteng. Cobalah, pengunjung
bisa berkunjung sebentar ke Klenteng Tay Kak Sie, Klenteng Tong Pek Bio, dan
klenteng-klenteng lainnya yang ada di area Pecinan ini.
Kesimpulan :
Waroeng Semawis telah hadir lebih dari belasan tahun di
Semarang dan tempat ini selalu ramai oleh pengunjung. Harga makanan disini
sangat bersahabat. Pilihan makanannya pun beragam dari makanan ringan, minuman
beraneka rasa, hingga makanan berat. Selain
itu ada juga karaoke bersama di Waroeng Semawis ini dalam bahasa Mandarin. Penjual
pernak pernik khas Tionghoa juga ikut meramaikan acara ini sehingga semakin
terasa nuansa Orientalnya. Rekomendasi kunjungan 1-2 jam.
Tips dari aku :
1. Jaga barang bawaan karena suasana sangat ramai
sehingga memungkinkan terjadinya pencurian
2. Beri pengawasan pada anak kecil dan lansia agar
tidak terpisah dari rombongan
3. Saat musim hujan, bawa payung atau jas hujan
karena tidak disediakan area untuk berteduh bagi pengunjung
4. Kosongkan perut dari rumah agar bisa menikmati
berbagai makanan di Kampung Semawis ini ^^
Nama : Waroeng Semawis Semarang
Alamat :Jalan Gang Warung, Semarang
Jam Operasional :18.00 - 24.00 WIB (Jumat - Minggu)
Tiket masuk : free
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Blog Visit Jawa Tengah 2016 yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah @VisitJawaTengah
0 comments:
Post a Comment
Terima kasih. Komentar anda sangat membantu penulis untuk terus memperbaiki blog ini ^^