Membuktikan Mitos Masjid yang Tiba-Tiba Ada

Tujuan aku kesini sebenarnya untuk bermain air di salah satu sumber mata air. Namun saat perjalanan pulang menuju kota, aku melihat bangunan besar, cantik, unik, dan pengen mendekat kesana. Karena dari kejauhan udah nampak, maka tidak perlu lagi mengandalkan map. Cukup fokuskan pandangan mata kedepan sana dan ikuti jalan yang ada.

Semakin dekat dengan bangunan tersebut, semakin ramai keadaan yang ada. Penjual buah, penjual kaos, penjual souvenir, penjual boneka, semuanya bersebelahan dengan rapi demi mengundang pembeli. Meskipun rapi, tetep aja statusnya memakan badan jalan dan membuat lalulintas agak macet. Pasti sudah ketebak dong kalo ini benar-benar tempat wisata.


masjid tiban
Masjid Tiban
masjid tiban
Ukiran pagar masjid

Area parkir untuk bus dan mobil berada diluar. Untuk motor bisa parkir didalam namun harus membelah ratusan manusia agar bisa melewati jalan. Tiba di parkiran, aku mendapatkan sobekan kertas bertuliskan plat nomor kendaraan. Kemudan kita segera menuju bangunan utama nan megah tersebut. 

Kondisi disini sangat ramai sekali dan didominasi oleh ibu-ibu rumah tangga yang pergi secara rombongan. Aku disuguhkan dengan pemandangan pilar-pilar tinggi berwarna putih-biru yang sangat bagus. Sejenak bergumam, masjid ini sangat mewah seperti kastil. 


masjid tiban
Masjid tiban
masjid tiban
Pilar cantik
masjid tiban
Masjid tiban
Masjid ini didesain oleh pimpinan Pondok Pesantren Salafiah, KH Ahmad Bahru Mafdlaluddin Shaleh Al-Mahbub Rahmat Alam pada puluhan tahun silam. Hingga saat ini pembangunan masjid ini masih terus berlanjut dan di beberapa titik memang banyak bangunan belum sempurna. Mitos yang beredar di masyarakat adalah masjid ini dibangun oleh jin karena mendadak wujudnya ada tanpa sepengetahuan warga setempat. Makanya dinamakan masjid Tiban karena mendadak ada. Namun faktanya, masjid ini dibangun oleh para santri yang berada di pondok pesantren tersebut, bukan oleh jin.

Sebelum memasuki bangunan, sepatu atau sandal harus dilepas. Mengingat masjid ini besar dan terdiri dari 10 lantai atau mungkin lebih, sandal atau sepatu kita masukkan kedalam tas masing-masing (belum tentu bisa balik ke pintu utama kan ya). Di lantai 1 terdapat aquarium besar dengan berbagai koleksi ikan. Sayangnya pencahayaan disini kurang maksimal sehingga tidak bisa terlalu jelas untuk melihat ikan. Untuk naik ke lantai 2 dan seterusnya, disediakan tangga. Ukuran tangganya tidak terlalu kecil, namun karena terlalu banyak pengunjung maka buat naik aja harus antri. 


masjid tiban
Langit-langit didalam bangunan


masjid tiban
Pintu masuk bangunan utama
Sudah sampai di lantai 2, keadaan semakin ramai dan berpotensi berpisah dengan team karena terlalu banyak orang disana. Jujur tidak suka dengan keramaian yang ada. Tapi untungnya aku masih bisa melihat indahnya ukiran-ukiran dan design dari masjid mewah ini. Langkah kaki ini semakin tak berarah. Dimana ada celah buat jalan, disitulah aku tertuju. Aku menemukan studio foto didalam bangunan masjid ini, namun lupa di lantai berapa. Ada juga pusat souvenir dan oleh oleh didalam masjid. Kemudian terus berjalan, dan melihat ada ayunan serta kolam renang diujung sana. Mendekat dan sejenak bermain ayunan. Hehehe

masjid tiban
Kolam renang
Di lantai paling atas, aku melihat kubah-kubah cantik. Sungguh indah dan membuatku terpesona. Mendadak cuaca menjadi mendung pertanda akan turun hujan. Kita harus segera turun. Lalu kita semua bingung gimana cara turunnya karena masjid ini sangat luas dan minim petunjuk. Untungnya salah satu dari kita merupakan warga asli Malang yang sudah berkompeten dalam hal ini, sehingga kebingungan telah teratasi. Alhamdulillah, telah sampai ke parkiran lagi. 

Karcis parkir telah aku siapkan. Petugas parkir hanya membutuhkan stnk dan karcis parkir agar kita bisa meninggalkan area parkir. Loh gak bayar parkir ? iya, ternyata ga bayar parkir. Tidak dikenakan tiket masuk, tidak bayar parkir, gimana masjid ini dapat uang buat pembangunan dong ? Ternyata itu karena sumbangan para santri dan juga pimpinan pondok ini sehingga dana yang terkumpul bisa digunakan untuk membangun masjid. Ada yang mengatakan bahwa masjid ini tidak bergantung pada donatur atau minta sponsor atau bahkan berhutang. Semua dengan dana yang ada dan tanpa paksaan. Aku semakin terkagum-kagum sama destinasi kali ini.


Kesimpulan : Masjid mewah seperti kastil dengan konsep ala timur tengah yang didominasi warna putih-biru-emas ini tidak dikenakan biaya masuk dan juga parkir (2015). Masjidnya besar dan bagus meski belum sempurna 100%. Masjid ini juga merupakan pondok pesantren sehingga banyak santri pula yang berada disini. Rekomendasi kunjungan 2-3 jam.

Tips dari aku :
1. Datanglah saat weekday sehingga masjid agak sepi dan puas menjelajah
2. Wanita yang sedang haid disarankan jangan ke objek ini
3. Jaga kebersihan dan jangan buang sampah sembarangan
4. Jangan coret-coret atau merusak apapun di masjid ini
5. Beri pengawasan ketat pada anak kecil dan lansia karena ada kemungkinan untuk terpisah
6. Pakai pakaian yang sopan dan tertutup

Nama           : Masjid Tiban
Alamat         : Jl.Anggur Rt 27 Rw 06 Sananrejo Kecamatan Turen Kabupaten Malang
Tiket masuk : Free (2015)