3 Museum Keren Jawa Tengah yang Wajib di Kunjungi (Gratis)

Museum ini mempunyai halaman yang sangat luas. Dari kejauhan pun juga sudah nampak bangunan museumnya yang besar, baru dan masih bersih. Papan nama museum juga sangat besar dan kokoh berdiri di atas tanah yang lebih tinggi dari halaman parkir, lengkap dengan logo Tut Wuri Handayani.

Bukuran sangiran
Selamat datang :D

Selamat datang di Museum Manusia Purba Klaster Bukuran

Sebagian wisatawan lebih mengenal Museum Sangiran. Padahal, Sangiran merupakan nama daerah dan situ terdapat 5 museum manusia purba. Dari 5 museum yang ada, yang paling ramai dikunjungi memang hanya satu. Sedangkan museum Klaster Bukuran ini jauh lebih sepi dibanding Museum Sangiran. Namun bukan berarti museum ini tidak layak untuk di kunjungi ya.

Museum Manusia Purba Klaster Bukuran ini diresmikan pada tanggal 19 Oktober 2014 oleh Wakil Presiden Republik Indonesia saat itu, Prof. Dr. Boediono. Gedungnya masih baru dan sangat luas. Pemerintah memang membuat museum yang besar agar bisa menampung banyak pengunjung yang berdatangan ke Museum Bukuran ini. Untuk menuju ruang pamer, kami harus melewati lorong yang dihiasi oleh tanaman di sebelah kanan & kiri.

Tiket masuk Museum Manusia Purba Klaster Bukuran

Setelah masuk melewati pintu utama, kami bertanya kepada petugas mengenai tiket masuk. Petugas mempersilahkan untuk mengisi buku tamu dan kemudian dipersilahkan untuk melanjutkan perjalanan untuk menjelajah koleksi benda purba di museum ini. Ya, museum ini gratis, benar-benar gratis. Lagi-lagi aku terpesona sama pemerintah yang telah peduli akan pentingnya edukasi bagi warga mengenai pelestarian benda purba dan memberikan tiket masuk secara gratis ke tempat ini. Meskipun lahan parkirnya luas, namun disini tidak dipungut biaya parkir. Tersedia mushola dan toilet dekat dengan pintu kedatangan, dan tentunya kebersihannya juga terjaga dengan baik.

Bukuran sangiran
Jalur sebelum masuk ke ruang pamer

Bukuran sangiran
Besar kan ?

Kondisi ruang pamer

Setelah masuk ke ruang pamer, suasana sangat sepi dan hanya kami berdua yang ada di sana. Antara senang atau sedih ya. Senang karena suasana sepi dan bebas untuk berselfie. Sedih karena takut kalau bangunan sebesar ini hanya didatangi oleh dua orang, dan tiba-tiba kerangka purbanya gerak-gerak sendiri. Heheee

Bukuran sangiran
Interiornya unik

Bukuran sangiran
Kondisi ruang pamer 

Bukuran sangiran
Selfie dulu boleh ya :D

Suhu ruangan di museum ini lebih segar dan tata letaknya agak berjauhan sehingga bisa menikmati tiap konsep yang ada. Beberapa diantaranya juga dibuat dengan tema menarik bagi adik-adik yang masih sekolah dengan rangkaian gambar dan bentuk binatang yang sangat lucu-lucu.

Di sini pula aku bisa melihat surat-surat Charles Darwin dan juga Alfred Russel Wallace. Isi suratnya apa ? silahkan baca sendiri ya..

Bukuran sangiran
Surat Charles Darwin

Bukuran sangiran
Surat Alfred Russel Wallace

Gimana ? sudah paham belum isi surat-menyurat diatas? hehehehe. Intinya seperti ini, pada tahun 1856 Alfred Russel Wallace menerbitkan artikel hasil penelitiannya selama di Maluku. Artikel yang dibuat oleh Alfred Russel Wallace ini diterbitkan di Inggris. Saat itu Charles Darwin yang sedang sakit-sakitan membaca artikel tersebut dan akhirnya mengirimkan surat kepada Alfred Russel Wallace. Charles Darwin merupakan sosok yang juga mempunyai minat besar terhadap perkembangan pengetahuan alam.

Hubungan antara Charles Darwin dan Alfred Russel Wallace ini semakin lama semakin akrab, meski keduanya sedang berada di tempat yang berbeda. Alfred Russel Wallace sibuk berpindah diri dari Jawa, Maluku, Sumatera, Kalimantan, dan Timor. Sedangkan Charles Darwin berada di Inggris dan dia pun sibuk mengembangkan hasil penelitian Alfred Russel Wallace dalam karyanya yang pertama tentang evolusi, Origins of Species.

Pada tahun 1862, Alfred Russel Wallace kembali ke Inggris. Alfred Russel Wallace sepakat dengan pandangan-pandangan Charles Darwin tentang evolusi, dan mendukung Charles Darwin untuk menerbitkan karyanya yang berjudul Descent of Man. Surat-menyurat yang dilakukan keduanya merupakan bukti pentingnya fakta-fakta yang ditemukan oleh Alfred Russel Wallace selama menjelajah beberapa pulau di Indonesia dan menjadi pendukung bagi teori evolusi yang dikembangkan oleh Charles Darwin.

Setelah belajar mengenai surat-menyurat antara Charles Darwin dan Alfred Russel Wallace, kemudian aku belajar mengenai seleksi alam yang dilakukan oleh makhluk hidup. Beberapa diantaranya adalah seleksi Beruang, Merak, Semut, Singa, dan masih banyak lagi. Mereka bertahan hidup dengan cara masing-masing. Ada yang adu ketampanan, adu kekuatan, dan masih banyak lagi cara unik dari tiap mahkluk hidup yang ada.

Bukuran sangiran
beruangnya lucu ya... 

Bukuran sangiran
relief hewan purba dan berwarna, termasuk peta wilayah

Rekam jejak kepunahan Sangiran

Museum ini juga menampilkan rekam jejak kepunahan di Sangiran. Hampir semua temuan fosil vertebrata di wilayah Bukuran adalah milik hewan-hewan yang sudah punah. Contohnya yaitu kerbau purba yang tanduknya sangat panjang dan juga banteng purba yang ukuran tubuhnya lebih besar dari sapi Jawa.

Semenjak era Notopuro yang kering dan sulit air, banyak hewan yang tidak lagi mampu untuk bertahan hidup di Bukuran. Namun hingga kini belum cukup bukti yang ditemukan tentang penyebab kepunahan mereka.

Meskipun hampir semuanya punah, namun masih ada sisa-sisa makhluk hidup yang mampu bertahan hingga kini, diantaranya adalah buaya, ikan hiu, dan pohon bambu yang sudah ada sejak jaman dinosaurus.

Di sudut lain, aku menemukan patung manusia purba yang dibuat semirip mungkin dari ukuran, tekstur & warna kulit, dan juga bulu-bulunya. Terdapat 2 patung yaitu pria dan wanita.

Sebelum meninggalkan ruang pamer, kami mampir sejenak di depot video evolusi. Disana tersedia 4 depot lengkap dengan monitor & headset yang akan menjelaskan rangkaian kejadian evolusi. Depot evolusi 1 bercerita tentang terbentuknya planet Bumi. Depot evolusi 2 bercerita tentang kelahiran organisme pertama. Sedangkan depot evolusi 3 akan memperlihatkan tentang kerajaan dunia satwa. Dan sebagai penutup di depot evolusi 4 akan menceritakan kemunculan cikal-bakal manusia.

Bukuran sangiran
replika manusia purba yang dibuat sangat mirip dengan aslinya

Bukuran sangiran
kehidupan manusia purba saat itu

Bukuran sangiran
Alat batu yang digunakan oleh manusia purba

Bukuran sangiran
4 Depot video evolusi 

Disini juga disebutkan beberapa teori evolusi menurut beberapa pakar, diantaranya Charles Darwin, William King Gregory, F. W. Jones, C. E. Smith, dan juga A. Keith. Selain itu, di Museum Bukuran ini juga terdapat pohon mtDNA. Lebih keren lagi disini juga ada gambaran rangkaian manusia pada masa depan, dimana dari ujung kepala hingga ujung kaki dibuat dengan sistem canggih dan mempunyai fungsi serta kekuatan yang jauh berbeda dengan manusia saat ini.

Bukuran sangiran
Teori evolusi

Bukuran sangiran
pohon mtDNA

Oiya ada juga sudut yang membahas soal embrio yang disertai gambaran. Bagaimana embrio terbentuk dari tahap awal, tahap tengah, hingga tahap akhir. Selain manusia, ada juga embrio salmon, lintah, ayam, kelelawar, kucing, dan masih banyak lagi.

Bukuran sangiran
proses terbentuknya beberapa embrio

Masih ada lagi, disini bisa ditemukan manusia purba yang divisualisasikan secara unik. Setiap patung purba yang ditampilkan akan disertai penjelasan mengenai nama, lokasi penemuan, karakter fisik, proporsi tubuh, rentang hidup, linimasa geologis, apa yang ia makan, bahkan hingga kapasitas otak. Kerennya lagi patung tersebut juga dilengkapi barcode yang bisa di scan menggunakan aplikasi barcode reader di gadget para pengunjung.

Bukuran sangiran
Pengunjung bisa scan barcode yang ada untuk mendapatkan informasi mengenai manusia purba

Pernah dapat tebakan : telur dulu atau ayam dulu ? kira-kira apa jawaban kalian ? Nah untuk membuktikan kebenarannya, datanglah ke Museum Manusia Purba Klaster Bukuran ini, karena disini juga membahas soal tebakan klasik ini.

Kesimpulan : Museumnya besar dan megah. Koleksinya banyak dan sangat mengedukasi bagi pengunjung. Rekomendasi kunjungan 2-3 jam.

Bukuran sangiran
Pernak-pernik ilmuwan

Tips dari aku :
1. Ajak anak kecil karena museum ini sangat memberikan informasi mengenai benda purbakala
2. Kunjungi museum lain yang berada di area Sangiran ini

Nama                      : Museum Manusia Purba Klaster Bukuran
Alamat                    : Desa Bukuran, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah
Hari operasional     : Selasa – Minggu (Senin libur untuk pemeliharaan)
Tiket masuk            : Free (2016)
Telepon                   : (+62271) 6811495/ 6811432 (Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran)

 Museum keren selanjutnya bisa dilihat di Mengenal Lebih Jauh Para Penemu Fosil Purbakala


 Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Blog Visit Jawa Tengah 2016 yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah @VisitJawaTengah 

0 comments:

Post a Comment

Terima kasih. Komentar anda sangat membantu penulis untuk terus memperbaiki blog ini ^^