Bermodalkan map, akhirnya kita meluncur ke salah satu tujuan yang berada di Sragen Jawa Tengah. Semakin mendekati objek, kondisi jalanan semakin jelek dan lumayan berbahaya untuk dilewati. Lokasinya juga melewati hamparan sawah dan kebun tebu. Ini sebenarnya agak ragu bener apa ga tempatnya disini, atau jangan-jangan aku salah ketik objek tadi. Cek lagi di map, bener kok.
Akhirnya tanya warga sekitar untuk memastikan keakuratan lokasi. Jalannya juga sepi , dan agak susah menjumpai orang di pinggir jalan. Untungnya setelah aku bertanya, mendapatkan jawaban yang memuaskan bahwa memang aku sudah dekat dengan museum yang aku maksud.
Aku menemukan papan bertuliskan aturan mengenai cagar budaya di beberapa ruas jalan. Ini membuktikan bahwa warga sekitar hidup di area cagar budaya yang sangat luas dan dilindungi oleh aturan resmi dari Pemerintah. Terdapat beberapa aturan dan juga sanksi yang dikenakan bila melanggar.
Sejarah Sangiran |
Tangga menuju ruang pameran |
Udah sampai lokasi nih, tapi kok sepi. Hanya ada mbak-mbak cantik yang lagi nyapu. Ini beneran museum apa bukan sih ? suasanya kaya bekas rumah sakit. Saking sepinya sampai tidak ada petugas penjual tiket masuk. Ya udah kita lanjut jalan ke atas sampai akhirnya menemukan Eskavasi Museum Manyarejo di tahun 2014.
Hah eskavasi ? ini kaya galian makam gitu. Namun sebenarnya ini adalah bekas penggalian dimana ditemukan benda-benda purbakala. Kalau yang udah di taruh di museum itu adalah bongkahan benda purbakala, nah eskavasi ini adalah menampilkan galian tanahnya, beserta contoh tulang belulang yang masih nempel di tanah namun sengaja tidak diambil biar pengunjung tau bagaimana sih cara menemukan benda purbakala. Ada petugas yang menjaga tempat ini jadi jangan usil ya. Dilarang turun ke area eskavasi dan tersedia pagar pembatas.
Deskripsi Eskavasi |
Eskavasi |
Kemudian kita berpindah ke museumnya. Ini seperti rumah warga pada umumnya. Kecil, bersih,dan banyak tanaman hias di halamannya. Tadinya ragu kok museum sekecil ini, apa dong yang disimpan ? Kemudian petugas menyambut kedatangan kita #uhuk dan membukakan pintu selayaknya lobby hotel. Aku menanyakan tiket masuk, dan ternyata petugas memberitahu bahwa tidak dikenakan tiket masuk untuk berkunjung ke museum ini. Rasanya seneng dan berterima kasih karena pemerintah peduli dan memberikan free entry ke tempat ini.
Petugas yang baik hati |
Museum ini merupakan bangunan baru yang diresmikan oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Prof. Dr. Kacung Marijan, MA pada tanggal 5 November 2014. Meskipun kecil, namun suhu ruangan di museum ini relatif nyaman. Eh tapi aku takut karena suara musik yang ada di ruangan ini seperti musik-musik jaman dahulu yang berasa banget mistisnya. Terus pencahayaan didalam ruangan juga kurang cerah. Tapi disini aku bisa belajar banyak hal seperti melihat tulang belulang hewan purbakala, eskavasi tulang purbakala, dokumentasi penggalian tanah di tahun 1979, alat yang digunakan untuk penggalian, replika tengkorak dari berbagai spesies Hominid, bentuk cetakan replika, stratigrafi Sangiran, titik lokasi penemuan Homo Erectus di Sangiran, palaeoantropologi, kekayaan alam bumi Sangiran, souvenir buatan penduduk setempat dan juga masih banyak lagi informasi yang aku dapatkan dari tempat ini.
Koleksi benda purbakala |
Alat dan cetakan |
Bumi Sangiran |
Oiya, Homo Erectus yang ditemukan di Sangiran ini merupakan tengkorak Homo Erectus laki-laki terlengkap yang pernah ditemukan di dunia dengan volume otak 1004cc. Penemunya adalah Towikromo dan Tukimin pada tahun 1969 dengan kepurbaan sekitar 1.25 juta tahun. Ada juga fragmen atap tengkorak yang ditemukan di tempat ini dengan kepurbaan sekita 1.51 juta tahun. Keren ya Indonesia bisa punya benda bersejarah yang sangat luar biasa.
Titik penemuan di Sangiran |
Kesimpulan : museum kecil namun penting untuk dikunjungi agar bisa melihat bagaimana tahapan eskavasi benda purbakala yang ditemukan di Sragen, Jawa Tengah. Sangat mengedukasi bagi orang-orang yang miskin pengetahuan kaya aku gini. Tidak dikenakan biaya masuk, parkir kendaraan, maupun biaya toilet. Semua benar-benar free dengan memberikan banyak pengetahuan. Petugas juga ramah dan sangat informatif. Rekomendasi kunjungan 1-2 jam.
Tips dari aku :
1. Ajak anak kecil karena sangat memberikan informasi mengenai benda purbakala
2. Kunjungi museum lain yang berada di area Sangiran ini
Nama : Museum Sangiran Manyarejo
Alamat : Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah
Hari operasional : Selasa – Minggu (Senin libur untuk pemeliharaan)
Tiket masuk : Free (2016)
Telepon : (0271) 6811495/ 6811432 (Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran)
Denah Museum Manyarejo |
0 comments:
Post a Comment
Terima kasih. Komentar anda sangat membantu penulis untuk terus memperbaiki blog ini ^^